Industri Cetak yang Tetap Eksis Di Tengah Himpitan Dunia Digital

Walaupun perkembangan dunia digital semakin luas, namun hal ini tidak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap nilai transaksi pada industri cetak. Pasalnya, industri cetak ini masih dibutuhkan oleh pelaku industri lainnya. Data yang dihimpun dari International Data Corporation (IDC) menjelaskan bahwa transaksi industri cetak pada kuartal kedua tahun 2017 mencapai US$9 milliar. Bahkan nilai transaksi ini akan terus meningkat hingga 3 tahun ke depan menjadi US$47,2 miliar.

Pada ajang FGD Expo 2017 nilai transaksi pada setiap industri cetak mulai terlihat naik. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia membeberkan kenaikan masing-masing industri, untuk periklanan mengalami kenaikan 12,1 persen, industry packaging mengalami peningkatan 13,2 persen, dan industri grafika mengalami pertumbuhan 14,9 persen.

Chairman Forum Grafika Digital (FGD), Danton Sihombing menjelaskan bahwa industri grafika tidak hanya terkait dengan penjualan produk dari produsen tetapi juga berhubungan dengan tenaga kerja.

Salah satu peserta pameran , PT Digital Prima Imaging mengaku sudah menghasilkan Rp 6 miliar hanya dalam 2 hari selama pameran FGD Expo berlangsung. Nilai tersebut berasal 22 mesin printer dan cetak yang berhasil mereka jual kepada para pengunjung pameran.

Memang harus diakui jika kebutuhan akan industri cetak ini semakin meningkat karena banyak perusahaan yang membutuhkan media promosi, banner, dan informasi dalam bentuk cetak printing. Dengan meningkatnya kebutuhan akan industri cetak di Indonesia, diharapkan ada banyak tenaga kerja yang ikut terserap sehingga tingkat pengangguran di Indonesia juga ikut berkurang.

, ,