Ini Alasan Kenapa Load Test (Uji Beban) pada Jembatan Harus Dilakukan

Solusiindustri.com- Belakangan ini pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur diberbagai daerah di Indonesia, salah satu jenis infrastruktur yang paling banyak dibangun adalah jembatan. Hal ini bertujuan agar jalur antar daerah yang terpisah bisa terhubung sehingga bisa ditempuh dalam waktu yang singkat. Selain itu, fungsi lain dari pembangunan jembatan yaitu untuk mengatasi kepadatan lalu lintas pada suatu daerah.

Di Jakarta, pembangunan jembatan semakin banyak sehingga tidak sedikit jalanan yang harus ditutup dan dampaknya menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Mungkin anda bertanya-tanya, “kenapa pembangunan jembatan memakan waktu yang lama? Padahal, banyak jembatan yang terlihat sudah bisa digunakan tapi masih belum bisa dilewati…”

Jembatan yang sudah selesai dibangun bukan berarti bisa langsung dioperasikan karena harus menjalani uji kelayakan terlebih dahulu. Dalam uji kelayakan ini, ada jenis pengujian yang wajib dilakukan yaitu uji beban atau loading. Biasanya pengujian ini dilakukan untuk objek yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur suatu bangunan dan kapasitas beban yang dapat ditahan oleh bangunan tersebut.

Definisi dari load test itu sendiri yaitu uji pembebanan pada suatu objek yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan, kekuatan dan kualitas dari objek yang diuji. Uji beban atau load terbagi menjadi 2 jenis yaitu static loading test (uji beban statis) dan dynamic loading test (Uji beban dynamis).

Uji Beban Statis (Static Load Test)

Berdasarkan arti dari kata static yaitu diam, maka bisa didefinisikan jika uji beban static ini merupakan pengujian yang menggunakan beban yang diam, baik itu muatannya, intentsitasnya, tempatnya, dan garis kerjanya. Sebelum melakukan pengujian, biasanya lalu lintas sekitar lokasi pengujian ditutup sampai pengujian selesai.

Dalam pengujian ini menggunakan banyak truk yang berisi muatan yang berat. Nantinya, semua truk akan disusun secara sejajar di sepanjang jembatan. Ruang lingkup dalam uji beban statis yaitu penempatan posisi bagian as truk dengan beberapa lendutan yang didapat dari lokasi konfigurasi. Penentuan defleksi maksimum ditentukan dengan analisis statis sesuai standart pembebanan truk yang berlaku.

Uji Beban Dynamis (Dynamic Load Test)

Sedangkan untuk pengujian dynamis kebalikan dari uji statis karena menggunakan benda yang bergerak. Pengujian ini menggunakan sebuah balok kayu yang besar untuk dilewati truk. Prosesnnya, instrument pengujian dipasang terlebih dahulu, kemudian balok kayu diletakan pada posisi pengujian.

Setelah itu, truk melewati balok kayu sampai bagian roda depannya jatuh dan membentur aspal. Benturan antara roda dan aspal ini nantinya akan diukur dan dianalisa untuk menentukan tingkat kekuatan objek yang diuji. Pada pengujian ini hanya menggunakan 1 truk dengan muatan yang cukup berat.

Namun, pengujian ini dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan. Fungsinya, agar jembatan dapat bertahan ketika banyak kendaraan berat yang lewat diatasnya.

Dengan metode uji beban maka suatu jembatan bisa ditentukan apakah sudah layak beroperasi atau belum. Jadi, harap bersabar jika anda melihat jembatan yang sudah selesai dibangun tapi belum bisa dilewati sehingga anda terjebak kemacetan. Itu tandanya jembatan tersebut belum menjalani uji kelayakan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda.

, , , , ,