Solusiindustri – Pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia semakin meningkat, salah satunya adalah start up digital yang berkembang sangat pesat. Bahkan, pendanaan yang didapat oleh para pelaku start up di Indonesia nilainya sangatlah besar. Tentunya hal ini menjadi perhatian badan ekonomi kreatif untuk mterus mendukung para pelaku strat up digital yang ada di Indonesia.
Triawan Munaf selaku Kepala Badan ekonomi Kreatif menjelaskan ekonomi kreatif dan kewirausahaan sudah menjadi bagian dari 10 sektor utama di Indonesia. Hal ini terbukti sejak tahun 2013, kedua sektor ini memberikan kontribusi 7,05% pada GDP Nasional dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai 12% pada tahun 2019.
Sedangkan data yang diperoleh dari Center for Human Genetic Research menjelaskan bahwa di tahun 2016, bisnis startup di Indonesia masih terus berkembang bahkan meraih angka tertinggi untuk kawasan regional dengan jumlah pencapaian sebanyak 2000 startup.
Pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia tentunya tidak selalu berjalan mulur, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh entrepreneur. Namun, para entrepenur yang bergerak di inudustri kreatif selalu memiliki jalan atau cara untuk menghadapi semua tantangan dalam menjalankan bisnis.
Dalam laman resimnya, Triawan mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaku stratup digital diantaranya adalah masalah permodalan, kurangnya manajemen yang berkualitas, kurangnya akses terhadap network dan terbatasnya role model dalam berbisnis, hingga masih rendahnya tingkat kepercayaan investor.
Data yang diambil dari Tech in Asia Indonesia menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2016 cukup banyak bisnis startup yang mendapatkan dana segar. Totalnya kurang lebih 88 startup Indonesia yang berhasil mendapakan pendanaan.
Startup Digital transportasi Online Gojek berhasil mendapatkan dana segar dengan nilai paling besar yaitu US$550 juta (Rp 7,4 Triliun) dari beberapa investor besar seperti Warbug Pincus, KKR, dan Sequoia. Startup digital lainnya yang juga mendapatkan dana segar yaitu Tokopedia yang berhasil mendapakan kucuran dana sebesar US$147 Juta (sekitar Rp 2 Triliun) dan diikuti oleh MatahariMall yang mendapatkan tambahan investasi sebesar US$100 Juta (sekitar Rp 1,3 Triliun).
Sekarang ini, muncul Financial Technology (fintech) yang mulai menyalip pertumbuhan E-Commerce secara perlahan, dan diperkirakan trend ini akan terus meningkat seiring dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan rekening online.