Solusiindustri – Bandara Inernasional Minangkabau (BIM), Sumatra Barat, merupakan Bandara terbesar di Indonesia. Bandara ini dapat menampung pesawat domestik dan mancanegara yang ingin berkunjung ke Pulau Sumatra. BIM dibangun pada tahun 2002 dan mulai dioperasikan pada tahun 2005, namun semakin bertambahnya jumlah penumpang, Bandara Internasional ini tidak lagi cukup untuk menampung pesawat. Manajemen PT Angkasa Pura II akan memastikan pada awal 2018 akan dilakukan tahap perluasan.
Fendrick Sondra, Human Capital dan General Affairs AP II cabang BIM mengatakan sudah ada kepastian dari manajemen untuk memulai pembangunan secara bertahap nanti targetnya bisa mencapai kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun” ujarnya seperti dilansir Bisnis.com
Dia mengakui bahwa kenaikan jumlah penumpang sangat signifikan, bandara internasional ini hanya mampu menampung penumpang sekitar 2,7 juta per tahun, perluasan diharapkan agar wisatawan lokal dan luar negeri dapat berkunjung ke daerah Sumbar karena daerah tersebut telah ditetapkan sebagai destinasi halal dunia dan juga untuk transportasi udara bagi masyarakat Sumbar yang ingin bepergian.
Muhammad Awaluddin selaku Direktur Utama PT Angkasa Pura II menyebutkan “perseroan berencana akan melakukan pengembangan Bandara BIM untuk mendukung mobilitas transportasi dan menunjang pengembangan pariwisata setempat” tambahannya
Perluasan akan tetap menggunakan konsep modern dengan desain tetap menjaga karakter dan kearifan lokal Sumatra Utara, perluasan penumpang tahap ultimate sebesar 16.350 m2 dibagian utara dan terhubung dengan kereta bandara agar memudahkan akses para penumpang. Penambahan fasilitas konter Check in akan ditambah menjadi 32 dan 5 conveyor belt untuk pengambilan bagasi.
Konsep interior pun akan diubah dengan memasukan fasilitas pelayanan seperti toilet mushola, area komersil dan area bermain anak akan disatukan kedalam ruang tunggu keberangkatan dan menjadikan ruang tunggu menjadi nyaman dan menciptakan ruangan menjadi luas.
