Solusiindustri – Suasana belajar di SMKN 1 Cileungsi berubah menjadi kepanikan pada Rabu (10/9/2025) pagi. Atap salah satu bangunan sekolah yang berlokasi di Kabupaten Bogor itu ambruk sekitar pukul 09.10 WIB, ketika kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung. Akibat insiden ini, sebanyak 35 siswa dilaporkan mengalami luka-luka, mulai dari ringan hingga berat.
Runtuhnya atap terjadi saat 136 siswa kelas 10 dan 11 berada di tiga ruang kelas di lantai dua. Sementara itu, di aula kelas 12, ada 102 siswa yang sedang mengikuti tes kemampuan akademis. Saat bangunan mendadak roboh, para pelajar berhamburan menyelamatkan diri. Mayoritas korban mengalami luka di kepala dan tangan karena tertimpa genteng serta material bangunan.
“Sebanyak delapan siswa masih dirawat di rumah sakit, kondisinya berangsur membaik.” kata Kepala Seksi Humas Polres Bogor, Ipda Hamzah Sofyan, dilansir dari Kompas.com pada Kamis (11/9/2025).
Polsek Cileungsi bersama Polres Bogor kini masih menyelidiki penyebab ambruknya atap sekolah yang dibangun pada 2016 tersebut. Kualitas konstruksi pun menjadi sorotan pasca insiden ini.
Respons Pemerintah
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti turun langsung meninjau lokasi pada Kamis (12/9/2025). Ia menyampaikan belasungkawa kepada para korban serta menjanjikan bantuan, baik untuk pemulihan siswa maupun perbaikan infrastruktur sekolah.
“Ya ini kan namanya musibah ya, bukan sesuatu yang kita kehendaki. Jadi kami juga menyampaikan bela sungkawa kepada anak-anak yang sempat tertimpa bangunan dan sekarang sudah dirawat,” ujar Mu’ti di SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Inilah.com pada Kamis (12/9/2025).
Sebagai langkah darurat, tiga tenda sudah didirikan di area sekolah dan akan difungsikan sebagai ruang kelas sementara mulai Senin (15/9/2025). Sistem pembelajaran akan dilakukan secara hibrid, menggabungkan metode luring dan daring secara bergantian.
Sementara itu, pihak kepolisian menegaskan akan terus mendalami penyebab robohnya atap bangunan tersebut. Dugaan terkait kualitas material dan pengerjaan konstruksi menjadi salah satu fokus penyelidikan.
Musibah di SMKN 1 Cileungsi ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan pemeliharaan serta audit struktur bangunan sekolah secara berkala untuk mecegah kejadian serupa terulang kembali.