Solusiindsutri – Sebelum membangun sebuah konstruksi bangunan bertingkat, tentulah kita harus melakukan survey lokasi untuk menentukan titik-titik yang akan dilakukan pembuatan pondasi dalam. Pembuatan pondasi biasanya menggunakan pancang atau bore pile karena kualitasnya sudah teruji.
Sebelum melakukan pembuatan pondasi, dilakukan analisa pada tanah menggunakan alat sondir untuk mencari tahu pada kedalaman berapa terdapat tanah keras. Hal ini sangat penting untuk memberikan daya dukung kepada pondasi.
Pondasi pancang ini berupa pemasangan beton yang sudah jadi atau paku bumi yang ditanamkan dengan bantuan hammer. Sedangkan pemasangan pondasi bore pile dilakukan dengan cara pengeboran menggunakan mesin untuk medapatkan lubang sesuai dengan gambar rencana.
Setelah dilakukan pengeboran maka lubang tersebut dibersihkan lalu dimasukan besi tulangan yang telah di buat, kemudian dilakukan pengecoran hingga batas yang telah ditentukan.
Setelah pondasi selesai dipasang, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung aksial tiang, keutuhan/ integritas tiang dan efesiensi energi yang di transfer.
Sumber gambar : www.lauwtjunnji.weebly.com
Pengujian PDA menggunakan instrument berupa stain transducer dan accelerometer, alat itu harus dipasang pada tiang masing-masing dua buah, hal ini bertujuan jika salah satu instrument rusak atau tidak bekerja dengan baik bisa digantikan dengan instrument yang satu lagi.
Pemasangan instrument harus dipasangkan pada garis netral dan accelerometer pada lokasi berlawanan secara diametral dan posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain transducer.
Alat PDA ini berguna untuk mengetahui regangan yang terjadi. Pengujian PDA dilakukan selama pemancangan untuk memonitoring perkembangan daya dukung tiang kepada tanah. Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang terjadi ketika tiang dipukul dengan palu.
Setelah melakukan pengujian, akan memperoleh data mulai dari tanggal pemancangan, panjang tiang dan luas penampang tiang, panjang tiang tertanam kedalam tanah serta gambar yang menunjukan lokasi tiang.
Pengolahan data bisa dilakukan menggunakan Case Methode yaitu menganalisa melalui pengukuran data gaya (force) dan kecepatan (velocity) selama berlangsungnya pengujian (re-strike) dengan dipadukan perhitungan variable dinamik yang dilakukan secara real time dengan tujuan untuk mendapatkan daya dukung pondasi tiang tunggal.
Dari data yang diperoleh melalui alat PDA yang kemudian diolah menggunakan Case Method maka dapat diketahui beberapa hal, yaitu dayang dukung pondasi tiang tunggal, keutuhan tiang dengan sambungannya, dan tingkat efesiensi dari transfer energy pukulan hammer.
Sebenarnya masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan untuk mengolah data hasil PDA Test ini. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.